Wednesday 19 August 2009

Untuk Para Guruku

by JampanG
...

mari kita kenang bersama
akan jasanya seorang guru
jasa guruku tak terhingga
aku takkan melupakannya
banyak ilmu yang kudapatkan
banyak ilmu yang kudapatkan
jasanya kuingat sepanjang masa
...
(Jasa Guru - Hawari)

Masih ingatkah kita dengan orang-orang yang dulu mengajarkan kita menulis dan membaca huruf hijaiyah, mulai dari alif hingga ya? Sehingga kini, kita sudah bida menulis arab dan mampu membaca Al-Quran dengan baik, bahkan di antara kita ada yang menjadi qori yang mampu mengalunkan ayat-ayat suci dengan merdu.

Masih ingatkah kita dengan orang-orang yang dulu mengajarkan kita menulis dan membaca, mulai dari a hingga z? Sehingga kini, kita sudah mampu menulis surat ataupun sebuah artikel dan membaca berbagai tulisan, bahkan di antara kita ada yang menjadi kolumnis, pengarang, ataupun penyair yang mampu merangkai kata-kata penuh makna.

Masih ingatkah kita dengan orang-orang yang dulu mengajarkan kita berihitung, mulai dari nol hingga bilangan yang tak terdefinisikan? Sehingga kini, kita sudah mampu mengitung dan membuat anggaran tentang berapa pengeluaran dan pendapatan kita dalam seminggu atau sebulan, bahkan di antara kita ada yang mampu untuk menghitung berapa pendapatan dan pengeluaran negara dalam waktu satu tahun.

Masih ingatkah kita dengan nama-nama beliau?

Orang-orang tersebut adalah para guru kita. Para bapak dan ibu guru yang telah mengajarkan berbagai ilmu yang dimiliki kepada kita semua yang perna menjadi mengenyam pendidikan di
sekolah.

Bu Neti, Pak Shomad, Pak Marhum, Bu Abadiah.......adalah sebagian dari guru-guru saya di sekolah dasar. Beliau-beliau lah yang telah menurunkan ilmu yang bermanfaat kepada saya.

Masih terbayang dalam ingatan saya, ketika Bu Neti meminta saya maju ke depan dan menulis huruf 'g' dalam ukuran yang besar. Huruf 'g' yang salah tulis di papan tulis seperti raksasa bila dibandingkan dengan tulisan teman-teman saya waktu itu.

Masih terbayang dalam ingatan saya, bagaimana pak Shomad yang berbadan tegap meluruskan barisan para murid ketika akan melaksanakan upacara bendera setiap hari senin.

Masih terbayang dalam ingatan saya, ketika pak Marhum memerintahkan saya untuk membaca Al-Quran dengan suara keras tapi saya tidak melaksanakannya karena malu.

Masih terbayang dalam ingatan saya, tentang gigihnya bu Abadiah memberikan les setiap hari minggu kepada murid-murid kelas enam karena akan menghadapi EBTANAS.

Sebatas kenangan, mungkin itu yang tertinggal dalam diri saya. Saya tidak bisa membalas jasa-jasa beliau yang tak ternilai.

Mengamalkan apa yang telah beliau-beliau ajarkan, akan mengalirkan pahala yang tak henti untuk para guru tersebut. Setiap huruf Al-Quran yang kita baca, ada aliran pahala bagi beliau. Setiap rangkaian kata yang kita tulis yang memberikan manfaat bagi tulis, ada aliran pahala bagi beliau. Setiap bantuan yang kita berikan kepada sesama sebagaimana yang dulu diajarkan, kepada mereka aliran pahala tertuju.

Para guru telah mendapatkan salah satu amal yang pahalanya terus mengalir dan tidak terputus, walaupun beliau-beliau telah meninggal dunia, yaitu ilmu yang memberikan manfaat.
Di samping itu, hasil didikan beliau-beliau tentang bagaimana bersikap dan berbuat baik kepada para murid akan berbuah pahala selama para murid terus mengamalkannya.

"Siapa yang mensunnahkan sunnah hasanah maka dia mendapat ganjarannya dan ganjaran orang yang mengamalkannya hingga hari qiyamat. Siapa yang mensunnahkan sunnah sayyi'ah
(kejelekan), maka dia mendapatkan ganjaran dan ganjaran orang yang mengamalkannya hingga hari qiyamat."

....
jangan sampai kita merasa
semua itu kan sia-sia
mari kita doakan
agar dosa guru diampunkan
jasanya diberikan pahala
akhirat sana Allah bahgiakan
(Jasa Guru - Hawari)

No comments:

Post a Comment